Selasa, 03 November 2009

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri

Secara konseptual, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri, sebagai berikut :

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.


Berdasarkan rumusan di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Dengan sendirinya, pelaksanaan kegiatan pengembangan diri jelas berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran. Seperti pada umumnya, kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata pelajaran dilaksanakan dengan lebih mengutamakan pada kegiatan tatap muka di kelas, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum (pembelajaran reguler), di bawah tanggung jawab guru yang berkelayakan dan memiliki kompetensi di bidangnya. Walaupun untuk hal ini dimungkinkan dan bahkan sangat disarankan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di luar kelas guna memperdalam materi dan kompetensi yang sedang dikaji dari setiap mata pelajaran.

Sedangkan kegiatan pengembangan diri seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat disalurkan melalui berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan sekolah, di bawah bimbingan pembina ekstra kurikuler terkait, baik pembina dari unsur sekolah maupun luar sekolah. Namun perlu diingat bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang lazim diselenggarakan di sekolah, seperti: pramuka, olah raga, kesenian, PMR, kerohanian atau jenis-jenis ekstra kurikuler lainnya yang sudah terorganisir dan melembaga bukanlah satu-satunya kegiatan untuk pengembangan diri.

Di bawah bimbingan guru maupun orang lain yang memiliki kompetensi di bidangnya, kegiatan pengembangan diri dapat pula dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di luar jam efektif yang bersifat temporer, seperti mengadakan diskusi kelompok, permainan kelompok, bimbingan kelompok, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat kelompok. Selain dilakukan melalui kegiatan yang bersifat kelompok, kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan pula melalui kegiatan mandiri, misalnya seorang siswa diberi tugas untuk mengkaji buku, mengunjungi nara sumber atau mengunjungi suatu tempat tertentu untuk kepentingan pembelajaran dan pengembangan diri siswa itu sendiri.

Selain kegiatan di luar kelas, dalam hal-hal tertentu kegiatan pengembangan diri bisa saja dilakukan secara klasikal dalam jam efektif, namun seyogyanya hal ini tidak dijadikan andalan, karena bagaimana pun dalam pendekatan klasikal kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minatnya relatif terbatasi. Hal ini tentu saja akan menjadi kurang relevan dengan tujuan dari pengembangan diri itu sendiri sebagaimana tersurat dalam rumusan tentang pengembangan diri di atas.

Dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terjadi pengurangan jumlah jam efektif setiap minggunya, namun dengan adanya pengembangan diri maka sebetulnya aktivitas pembelajaran diri siswa tidaklah berkurang, siswa justru akan lebih disibukkan lagi dengan berbagai kegiatan pengembangan diri yang memang lebih bersifat ekspresif, tanpa “terkerangkeng” di dalam ruangan kelas.

Kegiatan pengembangan diri harus memperhatikan prinsip keragaman individu. Secara psikologis, setiap siswa memiliki kebutuhan, bakat dan minat serta karakateristik lainnya yang beragam. Oleh karena itu, bentuk kegiatan pengembangan diri pun seyogyanya dapat menyediakan beragam pilihan.

Hal yang fundamental dalam dalam kegiatan Pengembangan Diri bahwa pelaksanaan pengembangan diri harus terlebih dahulu diawali dengan upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan, bakat dan minat, yang dapat dilakukan melalui teknik tes (tes kecerdasan, tes bakat, tes minat dan sebagainya) maupun non tes (skala sikap, inventori, observasi, studi dokumenter, wawancara dan sebagainya).

Dalam hal ini, peranan bimbingan dan konseling menjadi amat penting, melalui kegiatan aplikasi instrumentasi data dan himpunan data, bimbingan dan konseling seyogyanya dapat menyediakan data yang memadai tentang kebutuhan, bakat, minat serta karakteristik peserta didik lainnya. Data tersebut menjadi bahan dasar untuk penyelenggaraan Pengembangan Diri di sekolah, baik melalui kegiatan yang bersifat temporer, kegiatan ekstra kurikuler, maupun melalui layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Namun harus diperhatikan pula bahwa kegiatan Pengembangan Diri tidak identik dengan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling tetap harus ditempatkan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah dengan keunikan karakteristik pelayanannya.

Terkait dengan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah kemungkinan besar akan menggunakan konsep baru menggantikan Pola 17 yang selama ini diterapkan. Ke depannya kemungkinan akan digunakan konsep baru yang lebih dikenal sebutan Bimbingan dan Konseling Komprehensif dan Pengembangan (Developmental and Comprehensive Guidance and Counseling), dimana layanan Bimbingan dan Konseling lebih bersifat menyeluruh (guidance for all) dan tidak lagi terfokus pada pendekatan klinis (clinical atau therapeutical approach) akan tetapi lebih mengutamakan pendekatan pengembangan (developmental approach). Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan perbedaan dari kedua pendekatan tersebut adalah :

Pendekatan Pengembangan :

* Bersifat pedagogis
* Melihat potensi klien (siswa)
* Berorientasi pengembangan potensi positif klien (siswa)
* Menggembirakan klien (siswa)
* Dialog konselor menyentuh klien (siswa), klien (siswa) terbuka
* Bersifat humanistik- religius
* Klien (siswa) sebagai subyek memegang peranan, memutuskan tentang dirinya
* Konselor hanya membantu dan memberi alternatif-alternatif

Pendekatan Klinis (Model Lama):

* Bersifat klinis
* Melihat kelemahan klien
* Berorientasi pemecahan masalah klien (siswa)
* Konselor serius
* Klien (siswa) sering tertutup
* Dialog menekan perasaan klien
* Klien sebagai obyek

Dengan demikian, layanan Bimbingan dan Konseling yang memiliki fungsi pengembangan, seperti layanan Pembelajaran, Penempatan dan Bimbingan Kelompok kiranya perlu lebih dikedepankan dan ditingkatkan lagi dari segi frekuensi maupun intensitas pelayanannya.

Dari uraian di atas, tampak bahwa kegiatan pengembangan diri akan mencakup banyak kegiatan sekaligus juga banyak melibatkan orang, oleh karena itu diperlukan pengelolaan dan pengorganisasian tersendiri. Namun secara prinsip, bahwa pengelolaan dan pengorganisasian pengembangan diri betul-betul diarahkan untuk melayani seluruh siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal, sesuai bakat, minat, dan kebutuhannya masing-masing dan pengembangan diri menjadi wilayah garapan bersama antara komponen pembelajaran dan komponen Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan keunikan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.


Source :

Offers Review and Software Download Free

Selasa, 07 Juli 2009

Kangen dan Penasaran

Jikalau sakit perut, minum obat sakit perut. Kalau sakit gigi, minum obat sakit gigi. Kalau sakit kepala, minum obat sakit kepala. Jikalau rindu, apa obatnya? Ya, menemui yang dirindukan tersebut. Agaknya itulah yang dilakukan alumni MAN 2 Padang di Mesir. Penyakit rindu yang melekat di dada mereka, diobati dengan menemui orang yang dirindukan tersebut. Siapakah orangnya? Kita ikuti perjalanan mereka.

Pukul 09.00 WT (Waktu Tafahna) mereka berkumpul di rumah Edo Saputra. Banyak wajah baru terlihat di sana. Ya, baru mendarat di Mesir, setelah berbulan-bulan menunggu ketidakpastian. Meski demikian, semangat mereka masih menyala. Semangat untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan. Wajah-wajah lama juga terlihat di sana, hanya saja ada beberapa orang yang tidak hadir karena berhalangan. Mereka semua tampak sangat antusias dengan perjalanan ini, sebagian mereka penasaran dengan sosok orang yang akan mereka temui, karena memang belum pernah bertemu. Sebagian kangen, karena telah pernah bertemu dulu, (dimana, yah. Kita ikuti terus perjalanannya).

Semua sudah tampak bersiap untuk melakukan perjalanan yang sangat menyenangkan ini. Gulai ayam ala Muhammad Djamil Bakri yang barusan mereka makan, menambah semangat langkah, walau mungkin sebagian merasa mengantuk karena kekenyangan. Namun demikian, mereka tetap semangat untuk pergi. Lebih kurang pukul 10.15 WT, mereka segera bertolak dari rumah Edo Saputra. Perjalanan ini dipimpin oleh Ramadhanil, yaitu orang yang dituakan diantara alumni MAN 2 Padang di Mesir. Beliau sudah banyak mengenal sisi-sisi Mesir. Panas dingin udara Mesir telah lama beliau rasakan. Pedas asam masakan Mesir telah pernah beliau kecap. Ada satu lagi yang termasuk dituakan dan disegani, yaitu Lingga Fakhri, tapi beliau berhalangan hadir. Sebagai penunjuk jalan diamanahkan kepada Muahammad Djamil Bakri, orang yang sudah mengetahui seluk beluk rute perjalanan, juga telah beberapa kali ke sana. Perjalanan ini merupakan yang ketiga secara kolektif. Kalau perindividu, mungkin sebagian alumni sering ke sana.

Untuk sampai ke sana harus menaiki mobil sebanyak empat kali sambung. Jauh, ya? Mobil pertama menuju Midgham, sebuah tempat yang cukup ramai oleh para pelajar yang talaqqi (belajar langsung) kepada syaikh-syaikh. Dari Midgham naik mobil ke-dua yang langsung ke mau’af (terminal) Manshurah, sebuah daerah bagian Mesir. Setelah sampai di Mansurah masih belum sampai ke tempat yang dituju, masih ada dua mobil lagi yang akan dinaiki. Dari mahaththah Manshurah perjalanan dilanjutkan kembali dengan menaiki mobil tramco (kayak travel gitu) putih. Semakin ke dalam, semakin terlihat hawa desanya. Rumah-rumah yang berdiri tak ada yang tampak megah, umumnya sederhana. Sungai Nil mengalir tenang, beriak kecil ditiup angin. Orang mesir mandi bersama kuda dan kerbaunya. Abak-anak kecil bermain, berlari-lari. Sampah-sampah menyangkut di tonggak tonggak jembataan. Menambah khas kedesaannya. Mobil berhenti di pinggir sungai Nil. Pohon-pohon rindang menjulang. Panas matahari yang menyengat di musim panas ini, terlindungi oleh pohon itu. Masih ada satu mobil lagi yang akan dinaiki. Perjalanan menuju rumah orang yang dituju cukup jauh masuk ke dalam dengan berkali-kali menaiki mobil. Tak lama menunggu, terlihat sebuah mobil datang. Rombongan segera masuk ke dalam. Perjalanan dilanjutkan kembali. “Perjalan yang menyenangkan,” ucap salah seorang diantara mereka.

Penasaran mereka yang belum bertemu semakin menjadi-jadi tatkala akan sampai menuju orang yang dituju. Kira-kira orang ini siapa, ya, hingga membuat mereka penasaran? Kita ikuti kembali perjalanan mereka. Setelah empat kali gonta-ganti mobil, akhirnya mereka sampai juga di sebuah desa yang sangat sederhana dengan bangunan yang sederhana, bangunan-bangunan angkuh tak terlihat di sana, semuanya bersahaja dengan bentuk khas Mesir, bangunan kubus bertingkat-tingkat. Juga tak terlihat tingkat-tingkat yang menjulang. Mereka turun dari mobil, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, “jauh juga.” Keluh Irwan yang baru pertama kali ke sini, ”Saya baru satu kali ke sini.” sambungnya.

Rombongan sampai di desa ini pukul 13.10 waktu setempat. Nama desanya Brombol Qodimah, sebuah desa bagian Manshurah. Khatib telah berkhutbah ketika rombongan sampai. Karena waktu jum’at telah masuk, mereka melaksanakan salat Jum’at terlebih dahulu. “Nampaknya ‘gak ada orang asing di sini.” Ujar Aulia, usai salat Jumat. Anak-anak Mesir tampak melihat sesuatu yang baru. Mata-mata mereka menyapu rombongan. Tak ubahnya seperti di kampung yang kedatangan turis alias bule. Mereka berkerumun, mengajak salaman. “Waktu ana pertama kali ke sini, diiringi lima bemo.” Ungkap Ade Agustian, ketua alumni MAN 2 Padang di Mesir saat ini. Di luar masjid, di pelataran, berdiri orang Mesir, badannya gemuk, tidak terlalu tinggi. Semua rombongan menyalaminya, seolah-olah mereka kenal, akrab, apakah itu orang yang dituju. Ternyata benar beliaulah tujuan perjalanan ini, beliau adalah ustadz Ali Ali Barrum, orang yang pernah mengajar di MAN 2 Padang dulu, selama empat tahun. Ada generasi yang berjumpa dengan beliau. Generasi itulah yang manaruh rindu padanya. Generasi terakhir yang bertemu mereka adalah generasi Irwan Doni, Muhammad Muhsin dan Azrai Ghazali, sedangkan generasi di bawah mereka, Syukri Rahmat, Aulia, Arif dan Rahmatika, tidak pernah bertemu. Ketidak bertemuan itulah yang membuat mereka penasaran akan sosok Ustadz Ali, begitu beliau biasa dipanggil alumni. Dari pelataran masjid, beliau mengajak rombongan ke rumahnya. Rombongan masih tak lepas dari tatapan mata orang mesir yang keheranan dengan kedatangan mereka. Beliau mempersilahkan masuk. Anak-anak kecil berlari-lari dalam rumah. Ada juga yang malu-malu. Rumah beliau sangat sederhana. Tak ada perabotan yang mewah terlihat. Kursinya pun biasa-biasa saja. Cat kuning rumah yang sudah kabur. Tirai dari kain menjadi pintu, membatasi ruang tengah dan tamu. Sebuah komputer tegak di sana. Dan sebuah telepon berbunyi setiap saat. Ustadz Ali memiliki 4 orang anak, 3 orang laki-laki dan 1 perempuan. Anak paling tua namanya Adil, kedua Umar, ketiga Sofia dan yang bontot Ahmad. Tampak kebahagian terpancar dari raut beliau karena bisa bertemu kembali dengan murid-muridnya di negerinya sendiri. Beliau juga memperlihatkan foto bereng ketika di MAN 2 Padang dulu, tampak ia sangat bangga sekali dengan foto-foto itu, beliau juga menyebutkan satu persatu orang yang pernah dikenalinya dulu, yaitu orang-orang yang berkesan ketika di MAN. Alumni mengangguk-angguk sekaligus mengiyakan kebenaran ucapan beliau. Bahasa Indonesia yang pernah beliau tahu ketika di Indonesia dulu masih ingat. Terkadang diiringi dengan derai tawa ketika beliau kurang pas menyebutkan kata.

Setelah lama mengobrol, beliau mengajak makan. Di balik tirai kain, makanan sudah tersedia. Empat ekor ayam bakar guling, sayur sop, gulai qisssa (seperti mentimun), ditemani makrunah balado. Setelah basa-basi sedikit akhirnya rombongan makan. Orang Mesir paling tidak senang kalau ditawari tidak di makan. Porsi yang disediakan memang porsi orang Mesir, jumbo. Semua makan dengan lahap. Keringat bercucuran. “Gadang, lai.” Kelakar salah seorang diantara mereka. Dua tangan bekerja, saling bekerja sama memakan ayam. Kenyang. Makanan yang luar biasa itu buat perut rasa meletus. Sebagai pencuci mulut, kemudian disuguhi anggur dan mis-mis (buah Mesir). “Mis-mis ‘gak ada di Indonesia,” kata Ustadz Ali diiringi dengan derai tawa semua. Sebagai orang yang sedang menuntut ilmu di negeri orang, salah seorang alumni meminta Ustadz Ali untuk memberika taujihad agar senantiasa bersemangat dalam belajar. Dalam nasehatnya beliau menitik beratkan pada kesungguhan dalam belajar, bertaqwa kepada Allah, menghafal al-Quran, tafsirnya, haditsnya, fiqh dan mengamalkannya, sebgai contoh beliau mengutip bagaimana sayyidina Umar tidak beranjak dari surah al-Baqarah ke surah lainnya sebelum memahaminya dan mengamalkannya. Selanjutnya beliau menasehati untuk tidak memperturutkan hawa nafsu, senantiasa berdzikir dan mudzakaroh yang rajin.

Beliau sangat senang sekali dengan pertemuan ini. Layaknya Bapak yang merindukan anaknya. Ustadz Ali sekarang bertugas di Arab Saudi, mengajar di sana. “ Tentunya fasilitas di Saudi lebih bagus dari MAN 2 Padang.” Tanya iseng alumni. Semua yang mendengar meledak tawanya. “sama aja.” Kata beliau. “gak bisa dibanding-bandingkan.” Dua minggu lagi beliau akan segera berangkat ke Saudi. Beliau pulang satu kali setahun, ketika musim panas, karena waktu ini libur panjang. Lama bercerita, setelah semua rasa tumpah, akhirnya alumni MAN 2 Padang memohon diri. Rindu terobati sudah, penasaran tak lagi ada. Semuanya telah mendapatkan yang dicari. Dalam langkah menuju pulang, mereka menyampingkannya dengan berfoto-foto bareng. “Berkesan sekali pertemua ini.” Ungkap Irwan yang merasa kehilangan ketika akan pergi meninggalkan ustadz Ali. Tepat adzan Ashar bergema 17.30 waktu setempat, perpisahan itu terjadi. Dengan senyuman ustadz Ali melepaskan kepergian rombongan. Usai sudah perjalanan kali ini dengan ketenangan dalam dada. Semangat yang menyala. Tekad yang membaja dan optimisme yang menggila. Mereka semua berharap akan ada kesempatan lagi untuk kembali bisa bertemu dengan guru yang pernah mengajar di sekolah mereka. Semoga saja petemuan ini tak berakhir sampai di sini. kembali terulang. (Alumni MAN 2 Padang di Mesir/ Udo Iwan).

03.19 WZ, 28 Juni 2009. Oleh udo Iwan

Selasa, 21 April 2009

PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL HARI PERTAMA DI MAN 2 PADANG

Senin 20 April 2009 merupakan hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional di MAN 2 Padang. Mata Pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia untuk semua jurusan dilanjutkan dengan Biologi untuk jurusan IPA, Sosiologi untuk IPS dan Ilmu Kalam untuk Jurusan Ilmu Agama Islam (IAI). Pelaksanaan ujian yang direncanakan berlangsung selama 5 hari ini di awasi oleh berbagai pihak, mulai dari Pengawas Ruang yang berasal dari berbagai SMA di kota Padang, Pengawas Sekolah yang berasal dari Universitas Andalas Padang, dan pengaman ujian yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Kecamatan Nanggalo Padang.


Di hari pertama ujian ini, MAN 2 Padang banyak kedatangan tamu dari pejabat daerah diantaranya, Bapak Kakanwil Dep. Agama Prov. Sumbar Drs. H. Darwas, Bapak Kakandepag Kota Padang Drs. H. Syamsul Bahri, MM, Bapak Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Prov. Sumbar Drs. Busharman, Bapak Rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Musliar Kasim.

Dengan jumlah peserta sebanyak 480 orang siswa terdiri dari Jurusan IPA, IPS dan IAI, peserta juga berasal dari MAS MTI Batang Kabung sebanyak 29 Orang

Rabu, 15 April 2009

Wiki Wido Warisman, Juara Festival Pop Minang Tingkat SLTA se Sumatera Barat

Beriringan dengan prestasi yang telah diraih oleh Rizki Zukra pada Jayanusa Computer Olimpiade, Wiki Wido Warisman siswa kelas XI IAI 2 mempersembahkan Piala Juara III untuk MAN 2 Padang dalam Festival Pop Minang Tingkat SLTA se Sumatera Barat yang diadakan oleh Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Negeri Padang. Lomba yang diikuti oleh 30 orang siswa siswi SLTA se Sumatera Barat itu menempatkan SMK 7 Padang sebagai juara 1 dan SMA Lubuk Basung pada posisi ke-2. Selain memperoleh piala, siswa yang merupakan anggota Tim Nasyid Sohibussalam ini juga memperoleh Piagam dan uang tunai sebesar Rp. 150.000

Ketika diminta komentarnya, Kepala MAN 2 Padang menyampaikan rasa bangganya terhadap prestasi tersebut, “berlomba untuk meraih prestasi, tidak hanya bidang akademik, tapi juga non Akademik, sebab nama baik sekolah akan makin harum dengan makin banyaknya prestasi-prestasi yang diraih tidak hanya bidang akademik, tapi juga bidang non akademik”. Demikian beliau menyampaikan.

Rizki Zukra, Juara III Jayanusa Computer Olimpade



Rizki Zukra, Siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Padang itu begitu gembira ketika dewan juri menyebutkan namanya sebagai pemuncak ketiga Jayanusa Computer Olympiade IV yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Padang (STMIK) Jayanusa Padang. Selain mendapatkan piala tetap dan piagam, Rizki begitu dia akrab disapa teman-temannya juga berhak mengantongi uang dan voucher dengan total Rp. 750.000.

Olimpiade yang dilaksanakan pada Minggu tanggal 29 Maret 2009 itu diikuti oleh siswa siswi SLTA se Sumatera Barat. Juara I diraih oleh siswa SMAN 10 Padang dan juara kedua SMAN 4 Padang. MAN 2 Padang pada kesempatan itu mengirimkan 10 orang peserta.

“Ini merupakan kebanggaan MAN 2 Padang dan diharapkan akan menjadi pemicu bagi teman-teman Rizki yang lain untuk lebih giat belajar, tidak hanya bidang komputer, tetapi juga pada bidang-bidang lainnya dan hendaknya prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada masa mendatang” demikian yang disampaikan Kepala MAN 2 Padang Drs. Ufrizaldi.



Rabu, 01 April 2009

PRA UN 2

Siswa/I kelas XII MAN 2 Padang kembali menghadapi PRA UN ke-2 yang serentak diadakan se kota Padang. PRA UN 2 ini berlangsung dari Senin tanggal 23 Maret hingga Selasa 30 Maret 2009. Tim MGMP kota Padang yang bidang studinya diujikan pada UN yang membuat soal PRA UN ke-2 ini.

Menurut beberapa siswa, soal Fisika, Matematika, dan Ekonomi pada PRA UN ke-2 ini sedikit lebih sulit daripada soal PRA UN 1 se Sumatera Barat pada 3 minggu sebelumnya. Namun, sebagian besar siswa puas karena Listening Section pada mata ujian bahasa Inggris terdengar jelas, tidak seperti PRA UN 1 yang menurut mereka sangat tidak jelas.

Tentunya, kita berharap siswa/i MAN 2 Padang khususnya dan semua pelajar yang akan mengikuti UN terus diberikan semangat untuk belajar, diberikan kemudahan dan yang terbaik dari ALLAH SWT.


Written by: sa

Selasa, 24 Maret 2009

Tim Nasyid Sohibussalam MAN 2 Padang Juara 1 Musikalisasi Puisi tingkat SLTA se Sumatera Barat

Tim Nasyid Sohibussalam kembali meraih prestasi sebagai Juara 1 Lomba Musikalisasi Puisi tingkat SLTA se-Sumatera Barat yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Padang di Taman Budaya Padang hari Rabu tanggal 11 Maret 2009. Selain meraih Tropi dan Piagam, MAN 2 Padang juga berhak mewakili Sumatera Barat untuk ajang kompetisi yang sama ke tingkat Nasional di Jakarta pada bulan Oktober 2009 mendatang. Ini merupakan kebanggakan segenap jajaran Departemen Agama karena Madrasah telah berhasil mengalahkan para peserta dari sekolah umum yang berasal dari seluruh penjuru Sumatera Barat

Beberapa hari sebelumnya, Minggu tanggal 8 Maret 2009, tim nasyid kebanggaan MAN 2 Padang yang dilatih oleh Ust. Taufik Husain, S.ThI ini juga meraih juara Umum pada lomba Nasyid antar remaja Mesjid se Kota Padang yang meraih Juara 1 Lomba nasyid se kota Padang dan Juara 2 Lomba cerdas – cermat antar tim Nasyid se Kota Padang, sehingga Shohibussalam meraih Juara Umum.

Jumat, 20 Maret 2009

Kabid Mapenda Kanwil Depag Sumbar buka Pertemuan K3MA Se-Sumatera Barat

Sebanyak 50 orang Kepala Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta se Sumatera Barat yang tergabung dalam Kelompok Kerja Kepala Madrasah Aliyah (K3MA) Sumatera Barat mengikuti pertemuan rutin bulanan K3MA yang pada kesempatan ini dilaksanakan di Aula MAN 2 Padang yang baru saja selesai di perbaiki pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2009. Turut hadir Kakandepag Kota Padang yang diwakili Kasi Mapenda Drs. Kasmir dan dibuka oleh Kabid Mapenda Drs. H. Zakaria Nawar yang mewakili Kakanwil Depag Sumbar.

Kabid Mapenda Kanwil Depag Sumbar Drs. H. Zakaria Nawar menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara

Dalam sambutannya Kabid Mapenda Drs. H. Zakaria Nawar menyampaikan Apresiasinya atas pertemuan tersebut, beliau menyampaikan agar pertemuan-pertemuan seperti ini terus dilaksanakan dikarenakan dirasakan sangat banyak manfaatnya, pada kesempatan itu juga disampaikan agenda-agenda kegiatan kabid mapenda kanwil depag sumbar pada tahun 2009 ini diantaranya beberapa acara Workshop guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, lomba Kreasi Siswa yang akan dilaksanakan sekitar bulan Mei atau Juni 2009.

Kasi Mapenda Kandepag Kota Padang Drs. Kasmir menyampaikan kata sambutan

Ketua K3MA Drs. Ufrizaldi mengatakan, tujuaan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi persiapan ujian semester 2 tahun ajaran 2008/2009, meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terdapat pada semester 1 yang lalu supaya tidak terjadi lagi pada ujian semester 2 yang akan datang.

Drs. Ufrizaldi sebagai ketua K3MA sekaligus tuan rumah menyampaikan kata sambutan

Dengan adanya pertemuan ini, K3MA telah melakukan berbagai upaya antara lain penyusunan jadwal kerja organisasi, penyusunan kisi-kisi semester 2, pendistribusian kisi-kisi kepada seluruh MA Negeri dan Swasta di Sumatera Barat, pengumpulan master soal yang dibuat oleh masing-masing daerah kepada secretariat K3Ma untuk selanjutnya diedit dan diserahkan ke percetakan pada awal April mendatang.

Ini berarti K3MA jauh lebih siap untuk melaksanakan ujian semester 2 yang akan dating, demikian disampaikan oleh ketua K3MA yang sekaligus Kepala MAN 2 Padang.

Jumat, 13 Maret 2009

OSIS MAN 2 PADANG ????

Selamat kepada para pengurus OSIS yang baru dilantik pada 12 Maret 2009 lalu untuk periode 2009/2010, semoga dapat berjaya dan sukses. Ucapan terima kasih kepada pengurus OSIS sebelumnya atas segala pengorbanan dan perjuangannya demi menjadikan OSIS lebih baik.

Kalau kita berbicara mengenai kepengurusan OSIS khususnya untuk kepengurusan OSIS 5 periode belakangan ini semakin hari semakin mengalami kemerosotan eksistensinya dikancah organisasi sekolah. Ini merupakan pertanyaan besar bagi penulis pribadi khususnya, serta bagi seluruh teman-teman yang aktif dalam organisasi dan para senior yang telah tamat umumnya. Mengapa bisa demikian…??


Penulis melihat, OSIS dibawah kepemimpinan Hidayat Eka Putra masa bakti 2007/2008 yang berhasil membuat berbagai gebrakan baru, seperti adanya pemilihan Akhy wa Ukhty, adanya buletin sekolah, mengaktifkan kembali mading sekolah, dan lain-lain. Hal ini hendaknya dapat memacu generasi berikutnya agar dapat berbuat lebih baik atau seminimal mungkin sama dengan itu.

Tetapi harapan itu belum tampak memuaskan pada kepengurusan selanjutnya. Pada kepengurusan selanjutnya, di bawah kepemimpinan Ulfi fajri, OSIS tidak dapat mengadakan kembali Pemilihan Akhy wa Ukhty. Namun, OSIS masa bakti 2008/2009 ini dapat mengadakan Class Meeting yang pada tahun-tahun sebelumnya vakum, peringatan Hari Guru nasional, adanya Liga Komando, aktifnya kembali ekskul KIR, mengelola blog sekolah dan friendster OSIS serta pembuatan jaket aktivis OSIS. Walaupun banyak program yang sudah dilaksanakan, namun charisma dan kekuatan kepengurusan OSIS masa Hidayat Eka Putra belum mampu disaingi oleh OSIS masa bakti 2008/2009 ini. Stimulus yang diberikan kurang berjalan dengan baik.

Penulis tidak bermaksud meremehkan atau merendahkan pengurus OSIS sebelumnya dan sesudahnya atau membanggakan satu kelompok saja. Penulis dapat mengatakan demikian karena penulis turut serta dalam kepengurusan OSIS dibawah pimpinan Hidayat Eka Putra dan rekan-rekan yang lainnya pada masa itu.

Kembali pada topik utama yaitu OSIS sebagai satu-satunya organisasi tertinggi yang mendapatkan pengakuan secara de facto dan de jure baik di tingkat sekolah dan secara nasional (dalam kepmendikbud nomor 0323/U/1978) sebagai suatu organisasi siswa di sekolah yang legal. OSIS sebagai organisasi tunggal yang telah diakui dan telah mendapatkan legalitas, dapat dikatakan sebagai subyek hukum yaitu sebagai suatu badan hukum yang dapat menuntut dan di tuntut

Tetapi belakangan ini penulis melihat tidak adanya sikap pro aktif dan kritisasi osis sebagai sebuah organisasi terhadap sekolah. OSIS terkesan selalu berada dibawah tekanan / under pressure saja. OSIS bak boneka, penggerak dari segala kegiatan ataupun keputusan pihak sekolah tanpa mempertimbangkan baik buruknya, untung atau ruginya keputusan tersebut dan OSIS terkesan hanya mengurusi urusan mereka saja.

OSIS dan MPK sebagai organisasi yang mewakili rakyatnya (siswa/I MAN 2 Padang ) dapat dikatakan kurang berjalan sebagaimana mestinya.

Penulis berharap agar OSIS dapat pro-aktif dan kritis terhadap segala kebijakan. Penulis tidak bermaksud memprovokasi tetapi mengajak siswa untuk dapat berfikir lebih kritis. Namun, OSIS jangan sampai melanggar norma.

HIDUP OSIS MAN 2 PADANG ..!!

MAJU TERUS….!!



Written by: Muhammad Fajri Andika (alumni MAN 2 Padang 2008)

Mahasiswa Fakultas Hukum UNAND

Senin, 02 Maret 2009

Peranan Pemilih Pemula dalam Pemilu 2009

Generasi muda saat ini mempunyai kesempatan untuk ikut memilih pada pemilu baik itu pemilu legislative maupun pemilihan presiden. Begitu pula bagi para remaja yang punya kesempatan perdana untuk memanfaatkan hak pilihnya pada pemilu tersebut, khususnya pada pemilu pada tahun 2009 ini yang akan diadakan dalam waktu dekat untuk memilih wakil rakyat yang akan menduduki kursi lembaga legislative periode 2009-2014 yang akan datang.

Pada saat ini timbul sebuah pertanyaan khususnya bagi para pemilih pemula yang untuk pertama kalinya akan menggunakan hak suaranya tersebut. Mereka bertanya-tanya bagaimana cara menentukan pilihan yang tepat untuk pemilu tersebut, bagaimana cara mereka menentukan calon tersebut dan alasan mereka(pemilih pemula) memilih calon tersebut.

Apa saja kriteria yang akan digunakan dan bagaimana pertimbangannya? Jangan sampai para pemilih pemula kecewa atau salah memilih wakilnya yang akan duduk di lembaga legislative, sehingga mereka tidak dapat menggunakan hak suara/hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. Itu semua jadi catatan penting bagi kita semua.

Jika mereka memilih pemimpin yang kurang tepat, akan berakibat fatal dalam jangka waktu yang cukup panjang. Banyak di antara pemilih pemula bingung untuk menggunakan hak pilih mereka dalam pemilu tersebut yang pada akhirnya akan membuat mereka tidak memilih alias golput.

Pemilih pemula yaitu pemilih yang berusia 17-24 tahun. Para generasi muda tersebut sangat rawan untuk diekploitasi oleh partai politik. Jumlah pemilih pemula dalam pemilu 2009 satu bulan ini mencapai 30% dari 170 juta jumlah penduduk Indonesia. Tapi kenyataanya para pemilih pemula ini terkesan dikesampingkan dalam pemilu. Hal tersebut juga dirasakan oleh Nurul arifin dalam bukunya Abu-abu Pemilu yang dilaunching pada tanggal 18 november 2008 lalu. Apakah para pemilih pemula ini akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya seperti para pemilih pemula pada pemilu 2004?

Mungkin, salah satu pertimbangan yang dapat digunakan untuk persyaratan calon yang akan dipilih menurut penulis di antaranya yaitu yang beragama islam (penulis Beragama Islam), berpendidikan tinggi yang juga tercermin dalam kehidupan para calon, trackrecord mereka di kancah politik dan lain-lain yang bersifat positif. Mungkin itu beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.


Peran aktif KPU dituntut untuk dapat mensosialisasikan tentang PEMILU dan memberikan pengetahuan tentang parpol-parpol kepada para pemilih pemula sehingga tercapai pemilihan yang demokratis dan objektif. Selain itu, pemilih pemula diharapkan pro aktif dalam mencermati situasi dan dapat menambah pengetahuan mereka terhadap pemilu sehingga mereka sendiri tidak kecewa.

Written By: Muhammad Fajri Andika, alumni MAN 2 Padang
(Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Andalas)