Innalillahi wa Innailaihi raji'un
Keluarga Besar MAN 2 Padang Mengucapkan turut berlangsungkawa atas telah berpulangnya ke rahmatullah salah seorang siswi MAN 2 Padang GUSTINA YUNUS
pada :
hari : Jum'at
tanggal : 31 Oktober 2008
jam : 16.00 WIB
di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Jamil Padang.
Almarhumah akan di selenggarakan di rumah duka belakang Kantor Pos Siteba pada hari Sabtu.
Semoga Almarhumah ditempatkan ditempat terbaik di sisinya dan seluruh dosa-dosa nya diampuni dan diterima semua amal ibadahnya...
amin ya rabbal 'alamin...
Jumat, 31 Oktober 2008
MAN 2 Padang Berduka
Kamis, 30 Oktober 2008
Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) antar Madrasah se Sumbar 2008
MAN 2 Padang kembali dipercaya oleh Kanwil Dep. Agama Prop. Sumatera Barat sebagai tuan rumah penyelenggaraan event besar antar madrasah se Sumatera Barat setelah 2 tahun yang lalu sebagai tuan rumah Porseni antar Madrasah dan Pondok Pesantren se Sumatera Barat.
Berbagai macam persiapan telah dilaksanakan jauh hari sebelum acara digelar, baik dari segi persiapan pisik berupa pembenahan lingkungan sekolah di beberapa sudut, persiapan peralatan tinggal bagi kontingen yang akan menginap di lokasi MAN 2 Padang berupa bantal dan tikar, tidak kurang dari 62 bantal berhasil dikumpulkan yang berasal dari pinjaman siswa perlokalnya 10 buah. Persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan mental baik dari panitia sekolah maupun dari para peserta yang berasal dari MAN 2 Padang yang ikut mewakili kota Padang.
Acara yang digelar dari tanggal 27 hingga 29 Oktober 2008 dibuka langsung oleh Kakanwil Dep. Agama Prop. Sumatera Barat Drs. H. Darwas bertempat di halaman MAN 2 Padang dan di hadiri oleh ribuan peserta dari 19 Kontingen per Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Acara ini ini juga dihadiri oleh para petinggi Kanwil dan anggota DPRD Prop. Sumbar Drs. H. Usman Husein yang juga merupakan sesepuh Kanwil Depag Sumbar, serta dihadiri juga oleh Kepala Dinas Pendidikan Prop. Sumbar yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemuda dan Olah Raga.
Dalam kata sambutannya, Kepala Kanwil Dep. Agama Prop Sumbar menyampaikan, agar para peserta dapat menjadikan ajang Porseni ini sebagai pemersatu dalam Ukhwah Islamiah khususnya antar madrasah yang ada di Sumbar. Dalam acara pembukaan ditampilkan juga bacaan Asmaul Husna yang sangat menyejukkan seluruh hadirin yang dibawakan oleh Tim Asmaul Husna MTsN Model Padang yang telah meraih juara 1 dalam lomba Asmaul Husna tingkat SLTA/SLTP se kota Padang baru-baru ini. Tidak lupa juga ditampilkan atraksi kesenian dari Drumband MAN 2 Padang.
Dalam Porseni ini kembali kota Padang meraih juara umum karena peralihan medali terbanyak. Juara Futsal (MIN), cerdas cermat (MTsN Model), juara 2 penyelenggaraan Sholat Jenazah (MTsN MOdel),bidang Studi (MAN 2 )Bahasa Indonesia oleh Hilmi Juhaida, Ekonomi oleh Roland Akbar,Andika Eka Putra pada Matematika harus puas di Posisi kedua, begitu juga Suci Amalia yang meraih peringkat ketiga dalam lomba bid. Studi Bahasa Inggris serta Isharman meraih juara 3 lomba tafsir.
Semoga prestasi ini dapat dipertahankan……
Suci Amalia Raih Juara 2 Lomba KIR
Salah seorang siswi MAN 2 Padang yakni Suci Amalia, menorehkan prestasi gemilang dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja yang diadakan oleh Pusat Pengenbangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) Universitas Negeri Padang. Lomba yang dilaksanakan pada hari Minggu 26 Oktober 2008 tersebut diawali dengan seminar Penulisan Karya Ilniah pada hari sebelumnya, Sabtu 25 Oktober 2008 yang diikuti oleh seluruh peserta dan guru pembimbing sekaligus pengumuman 10 besar karya tulis siswa yang akan diseleksi untuk ditampilkan dan dipresentasikan di hadapan dewan juri pada keesokan harinya (Minggu).
Setelah melewati seleksi yang ketat, maka Suci Amalia masuk diantara 10 besar karya ilmiah yang layak mengikuti lomba. Suci Amalia tampil pada urutan pertama untuk mempresentasikan karya tulisnya dan dari hasil penampilan dan penyampaian tersebut dewan juri menetapkan Suci Amalia berhasil menduduki juara 2 setelah SMA 1 Batusangkar pada posisi pertama dan SMA Xaferius mendapatkan peringkat ke tiga.
Siswi yang sekarang duduk di bangku kelas XII IPS 4 MAN 2 Padang ini sekarang juga menjabat sekretaris Umum OSIS MAN 2 Padang. Ketika ditanya komentarnya dengan hasil yang di dapat, Suci (begitu dia akrab dipanggil teman-temannya) mengatakan bahwa dia puas dengan hasil tersebut dan berusaha menjadi lebih baik lagi dengan giat berlatih dan menulis. Tidak lupa juga siswi yang gemar menulis dan membaca serta berkelana di dunia maya itu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh guru-guru MAN 2 Padang dan terkhusus kepada Ibu Happy Harmonis, Bapak Taslim Perdana dan Bapak Dedia Roni selaku Pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penulisan karya tulis tersebut.
MAN 2 Padang telah mencetak generasi muda yang tidak hanya gemar membaca,namun juga menulis. Setiap tahun, MAN 2 Padang menjuarai lomba penulisan karya ilmiah. Pada setiap proses pembuatan karya tulis, siswa tidak dikekang dalam pemilihan judul dan pengembangan proses penulisan. Guru pembimbing hanya mengarahkan, membantu dan memotivasi siswa-siswi dalam berkarya.
Semoga prestasi tersebut dapat dipertahankan dan dilanjutkan serta ditingkatkan. Semoga kaderisasi tersebut berjalan dan MAN 2 PAdang tetap berjaya dan berkarya.
Jumat, 17 Oktober 2008
Bangkit
Bangkit itu darah Palestina yang memuncrat di tembok-tembok bisu rumah,
mempertahankan jiwa dan tanah air mereka.
Bangkit itu derai air mata mereka –rakyat Palestina- yang mengguyur tanah kering yang diinjak-injak Zionis Yahudi laknatullah.
Bangkit itu nyawa Mahasiswa Trisakti yang menggelinjang, ditembak aparat keparat orde baru.
Bangkit itu gatal tangan kotor Israel yang selalu digaruk.
Tangan yang tak pernah menyetuh air.
Tangan yang selalu berlumur merah darah Palestina.
Tangan yang tak tahan melihat Palestina bebas mengepakkan-ngpakkan sayapnya, terbang bebas di angkasa.
Bangkit itu muka tembok Amerika yang tak pernah jera atau malu pada dosa,
menghancurkan mereka yang tak mau tunduk atau patuh pada perintah.
Dalih-dalih “Terorisme,” dalih-dalih “keamanan dunia.”
Setelah semua hancur berserakan, dengan sekenanya mengatakan salah sasaran,
tak sengaja, atau tak lainnya-lah.
Setelah Afganistan lebur, setelah puing-puing menjelma jalanan curam, runcing-runcing reruntuhan.
Muka tembok itu masih saja menacari-cari celah kesalahan dengan isu-isu tanpa landasan.
Bangkit itu angka, bangkit itu harga,
bangkit itu nyawa, harta dan jiwa.
Bangkit itu keringat para pahlawan yang tak henti-hentinya tumpah,
berjuang memerdekakan tanah air Indonesia dari penjajah,
walau berkalang tanah, Cut Tjak Dien yang tak pernah gentar melawan Belanda bersenjata misalanya.
Bayangkan! seorang wanita yang demi kehormatan negrinya, rela berjuang mati-matian.
Keluar hutan bergeriliya bersama sang suami Cut Ditiro, suami kedua.
Setelah suami pertama gugur di tangan kotor Belanda, Teuku Ibrahim Lamnga.
Bangkit itu butuh perjuangan.
Bangkit itu Hasan al-Bana yang terus berupaya mewujudkan tataran Islam di negerinya, Mesir. Bukan kapitalis yang di usung Barat.
Tidak mudah memang untuk melakukan itu, tapi itulah!
Demi kebangkitan, beliau rela. Harta nyawa jadi taruhan.
Beliau syahid ditembak rezim yang merasa tergerogoti eksitensinya, raja Faruk.
Bangkit itu tidak seperti durian mateng yang runtuh berjatuhan dari dahan.
Bangkit itu bukan jengkol tua yang menggelantung di pohon.
Meski tua tak pernah ia mau menyentuh tanah.
Tapi, ia harus diambil, dipanjat.
Barulah ia akan berguguran.
Bangkit itu butuh gerak dan langkah yang besar untuk menggapainya.
Hawa kemerdekaan yang dihirup saat ini, mahal harganya.
Beribu nyawa telah hilang untuknya.
Ini bukti bahwa kebangkitan itu tidak mudah.
Untuk itu sudah selayaknya bagi kita, generasi muda menghargai jarih payah mereka –para Pahlawan-.
Bangkit itu bocah dua puluh satu tahun -Muhamad al-Fatih- yang berhasil menghancurkan kekuatan imperium Romawi.
Kekuatan yang tak terkalahkan pada masanya.
Berbagai kegagalan telah ditemukan untuk membebaskan.
Tapi itulah, seorang Muhammad al-Fatih mampu menerobos pintu regol (gerbang), menginjakkan kaki di tanah kering akan Iman ini, dan shalat didalamnya.
Bangkit itu tidak seperti roda mobil yang menggelinding di aspal jalanan.
Yang bisa melaju semauanya.
itu melewati duri-duri berserak, yang mesti diinjak, jika tidak ingin kepahitan ditemukan.
Jika tidak rela kaki berlumuran darah, tunggulah! Nantilah!
sampai duri itu busuk, lapuk detelan tanah.
Jangan harap kenyataan itu akan sama dengan mimpi yang mengelayut-layut dalam memori. Karena semuanya sudah hancur berserakan.
Yang akan ditemui hanya puing-puing penyesalan yang tak ada harga lagi,
basi, busuk, layu, mati.
Mimpi itu sudah pergi.
Bangkit itu butuh keberanian dan nyali.
Bangkit itu adalah Soekarno yang dengan lantang menolak imperialisme barat dengan pernyataan tegasnya, “Go to hell with your aid!” Ia tak pernah gentar.
dia memang punya nyali, karena memang dia pemberani.
Bangkit itu terkadang juga kekejaman.
Tengoklahlah pembantaian kejam yang dilakukan Salibiyyin terhadap 40.000 umat Islam Palestina.
Mereka tega menghabisi mereka –umat Islam Palestina- yang sama sekali tak berdosa.
Tak pandang bulu. Tua-kecil. Laki-laki-wanita.
Semua dienyahkan keperut bumi.
Menyedihkan memang!
Tapi itulah, demi kebangkitan, mereka rela menghilangkan sifat ke-manusiawiannya.
Ya!
Mereka ingin menempati kembali tanah suci yang telah dibebaskan khalifah Umar bin Khatab.
Bangkit? Bisa. Tidak mudah! Butuh perjuangan! Butuh pengorbanan!
Jika ingin bangkit, harus rela semua itu, walau harus menginjak duri yang berserak.
Bangkitlah!
By: Udo Iwan
Senin, 06 Oktober 2008
Seminar Sehari dan Halal bil Halal Alumni PGA Gunung Pangilun Padang
Kabid MAPENDA Depag Sumbar Drs. Zakaria Nawar (paling kanan) mendampingi deretan Alumni PGA Gunung Pangilun St. Zaili Asril (Pimpinan Jawa Pos Padang) Prof. Dr. Azumardi Azra (Rektor UIN Jakarta) Mufrizal, SH, MH (Kepala Pengadilan Negeri Surabaya) H. Patrialis Akbar, SH (Anggota DPR-RI) Moderator (admin lupa nama beliau yg juga alumni PGA) dan Drs. Mukhlis Catio, M.Ed (Admin juga lupa jabatan beliau, pernah mendampingi siswa Indonesia dalam olimpiade tingkat dunia)